Kamis, 12 Maret 2009

PERHATIAN ORANG TUA TENTUKAN HASIL BELAJAR SISWA



Prestasi belajar siswa yang mendapat perhatian dari orang tua lebih baik dibandingkan dengan prestasi siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Peranan perhatian orang tua dalam lingkungan keluarga yang penting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak. Itu karena pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi dan menjamin kehidupan emosional anak.

Begitulah simpulan penelitian Tata Eliestiana Dyah Armunanto, siswi SLTP Negeri 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi salah satu finalis Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2004. Penelitian dilakukan di sekolah tempatnya menimba ilmu, bertujuan untuk mengetahui perhatian orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah tersebut.

Tata mengambil sampel sebanyak 131 orang atau 10 persen dari jumlah siswa SLTP Negeri 2 Kota Bima sebagai responden untuk penelitian ini. Jumlah tersebut terdiri atas 39 siswa kelas 1 dan masing-masing 46 orang siswa kelas 2 dan kelas 3. Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk kuesioner, di samping dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang terkumpul kemudian diolah secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, ada 30 pertanyaan yang diajukan kepada responden. Soal penyediaan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah, misalnya. Dari pertanyaan ini diperoleh informasi sebanyak 70 siswa (53,44 persen) menyatakan disediakan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Sebanyak 55 responden (41,89 persen) menyatakan kadang-kadang dan ada 6 responden (4,58 persen) menyatakan tidak pernah disiapkan sarapan pagi.

Selain itu, ada 65 responden (49,62 persen) menyatakan orang tua menyiapkan situasi khusus dengan makan bersama sebelum anak berangkat ke sekolah. Ada 13 responden (9,92 persen) menyatakan terpisah dengan orang tua saat sarapan dan 53 responden (40,46 persen) yang menyatakan tidak menentu.

Sejauh mana orang tua menyiapkan keperluan sekolah anaknya? Sebanyak 77 responden (58,78 persen) menjawab selalu diberikan dengan teratur, 42 responden (32,06 persen) menyebut kadang-kadang, dan 12 responden (9,16 persen) menyatakan tidak teratur. Dari penelitian ini juga diperoleh informasi bahwa ada 114 responden (87,22 persen) menyatakan selalu dianjurkan oleh orang tua untuk mengganti pakaian sekolah setelah tiba di rumah, enam responden (4,58 persen) menyatakan kadang-kadang, dan 11 responden (8,40 persen) menjawab tidak dianjurkan.

Terhadap penyediaan buku-buku yang dibutuhkan saat belajar, ada 65 responden (49,62 persen) menyatakan tidak disediakan dan 35 responden (26,72 persen) kadang-kadang. Hanya 31 responden (22,66 persen) yang menjawab selalu disediakan. Gambaran berbeda tecermin dari ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan ketika belajar. Yakni, 68 responden (51,91 persen) menyatakan selalu disediakan, 42 responden (32,06 persen) menjawab kadang-kadang, dan ada 21 responden (16,03 persen) mengaku tidak disediakan.

Bagaimana dengan perhatian orang tua dalam membantu kesulitan belajar anak? Dari penelitian ini terungkap, ada 61 responden (46,57 persen) mengaku selalu dibantu, 51 responden (38,3 persen) menyatakan kadang-kadang, dan 19 responden (14,50 persen) memgaku kurang mendapat perhatian. Ini berarti, mayoritas orang tua memperhatikan dengan membantu kesulitan belajar anaknya.

Dari serangkaian penelitian itu, Tata Eliestiana Dyah Armunanto menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang terpenting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih baik dibandinng siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. ''Orang tua yang memberikan perhatian besar terhadap proses belajar putra-putrinya akan mendapat prestasi belajar yang tinggi bagi anak,'' tuturnya.

Tata menyarankan, perlu ada pembinaan dan perhatian orang tua. Itu karena perhatian orang tua mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan prestasi belajar anak di sekolah. Selain itu, kata dia, diperlukan kerja sama yang intens antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar anak.

Dia juga menyarankan agar lembaga atau organisasi persatuan orang tua siswa yang telah dibentuk selama ini perlu diaktifkan atau dengan kata lain funngsinya dioptimalkan. ''Orang tua yang bijaksana hendaklah berusaha untuk membangkitkan kemauan belajar anak dengan tujuan agar anak tetap mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah,'' tuturnya.
( bur )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar